SAKRAMEN
Sakramen adalah sesuatu yang dikuduskan untuk dipersembahkan kepada Allah, agar dapat difungsikan dalam pekerjaan penyelamatan Allah, khususnya dalam hal pemeliharaan iman. GKJ memberlakukan dua sakramen, sebagaimana yang diperintahkan Tuhan, yaitu sakramen baptis dan sakramen perjamuan.
SAKRAMEN BAPTIS
Sakramen baptis adalah alat imaniah, karena ia merupakan tindakan simbolis-dramatis (yaitu tindakan yang menggambarkan dan yang mempunyai makna simbolis) dengan air sebagai unsur dasarnya, yang dalam baptisan melambangkan darah Kristus.
Setiap orang yang percaya dan menerima penyelamatan Allah dapat dibaptis. Dalam hal ini Majelis Gereja yang mempertimbangkan dan memutuskan kelayakan seseorang yang menyatakan percaya dan memohon untuk dibaptis. Bagi mereka yang berasal dari keluarga bukan Kristen, dibaptis apabila mereka sudah dewasa. Tetapi bagi anak-anak keluarga Kristen, wajib dibaptis setelah mereka mempunyai tempat dalam perjanjian keselamatan bersama-sama dengan orang tua mereka.
Cara pembaptisan apakah diselamkan atau dicurahkan dengan air, bukanlah suatu hal yang dipentingkan, karena hal itu adalah soal cara dan bentuk. GKJ menekankan unsur dasariahnya, yaitu air yang melambangkan darah Kristus. Sakramen baptis dilaksanakan dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus, karena kekudusan sakramen itu justru karena dilaksanakan dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus. Itu penting, karena sakramen baptis merupakan peristiwa yang terjadi di dalam pekerjaan penyelamatan Allah, sehingga mempunyai makna penyelamatan.
SAKRAMEN PERJAMUAN
Sakramen perjamuan kudus adalah tindakan simbolis-dramatis dengan roti dan anggur yang melambangkan tubuh dan darah Kristus, sebagai unsur dasariahnya. Sebagai alat imaniah, sakramen perjamuan kudus menunjukkan 3 hal :
-
Dengan roti dan anggur sebagai lambang tubuh dan darah Kristus, sakramen ini menunjukkan bahwa penyaliban dan kematian Yesus Kristus adalah dasar penyelamatan bagi manusia.
-
Melalui bentuk perjamuan (makan bersama) yang melambangkan kehidupan keluarga, sakramen ini menunjukkan bahwa orang-orang percaya adalah anggota keluarga Allah.
-
Dengan menunjukkan bahwa orang percaya adalah anggota keluarga Allah, sakramen ini menunjuk ke masa depan, kepada perjamuan sempurna di surga, yang menggambarkan kesempurnaan keselamatan di sorga.
Dengan 3 hal itu, sakramen sebagai alat imaniah memiliki 3 makna :
-
Mengingatkan orang percaya kepada penyaliban dan kematian Yesus Kristus yang menjadi dasar keselamatan mereka, sehingga gairah mereka untuk melaksanakan panggilan dalam pekerjaan penyelamatan Allah, terpelihara.
-
Mengingatkan orang percaya pada kedudukan mereka sebagai anggota keluarga Allah hingga mereka digerakkan untuk mengokohkan persekutuan dan kasih.
-
Mengingatkan orang percaya kepada penyempurnaan keselamatan yang dijanjikan Allah, agar pengharapan mereka dikokohkan, sehingga mereka memiliki kekuatan untuk menghadapi penggodaan dan penderitaan dalam hidup di dunia.