GeKaJe
BINAWARGA
GKJ; Gereja Kurang Jelas ! Benarkah pendapat itu ? Ah, yang benar saja....
Dari sudut pandang pengajaran, GKJ adalah ‘gereja yang cukup jelas’. Karena GKJ sudah mampu mandiri dalam berteologi. Bahkan, GKJ merupakan salah satu sinode yang sudah memiliki buku pedoman pengajarannya sendiri. Buku itu kita sebut dengan Buku Pokok-Pokok Ajaran Gereja Kristen Jawa, yang disingkat dengan PPA-GKJ atau PPAG.
Sebagai buah pelayanan dari ZGKN yang merupakan persekutuan dari Gereja-gereja Gereformeerd, sejak awal kelahirannya GKJ sudah ‘diajari’ untuk nantinya menjadi gereja yang mandiri. Oleh karena itu, cita-cita mandiri dalam membiayai diri sendiri, memiliki pendeta sendiri dan mandiri berteologi adalah cita-cita yang ditanamkan oleh para zending. Pada awalnya ketika belum mampu menyusun pokok-pokok ajarannya sendiri, GKJ meminjam warisan dari gereja induk, yaitu Katekismus Heidelberg (disingkat KH). Buku ini ditulis oleh 2 teolog muda asal Jerman yang bernama Zacharias Ursinus dan Kaspas Olevianus pada tahun 1562. Ketika zaman semakin berubah, semakin dirasakanlah bahwa KH kurang dapat menjawab pergumulan yang dihadapi GKJ. Bagaimana tidak, para penulis KH tidak berhadap-hadapan dengan kemajemukan agama sedangkan GKJ harus bergumul dengan itu. Pada abad pertengahan, teknologi belum semaju sekarang, sedangkan di jaman yang mengglobal ini, masyarakat menghadapi masalah yang lebih majemuk dan kompleks. Oleh karena itu, para teolog GKJ semakin menyadari bahwa menyusun pokok-pokok ajarannya sendiri yang sesuai dengan konteks dan menjawab pergumulannya yang khas adalah kebutuhan mendesak GKJ. Untuk itu melalui proses yang cukup panjang (dari tahun 1981- hingga tahun 2005), akhirnya Sinode GKJ dapat menerbitkan buku Pokok-pokok Ajaran GKJ.
Pendekatan yang dipakai oleh PPA GKJ adalah pendekatan soteriologis (berkenaan dengan keselamatan). Adapun benang merah buku ini adalah :
Bahwa pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi serta manusia dalam keadaan baik.
Namun manusia jatuh ke dalam dosa sehingga manusia berada dalam kondisi tidak selamat.
Karena kasih dan anugerah-Nya, Allah berkenan menyelamatkan manusia melalui karya penyelamatan-Nya.
Karya penyelamatan Allah itu teranyam di dalam sejarah kehidupan manusia dan dilakukan dengan cara membangun kembali hubungan yang harmonis melalui pengampunan dosa.
Sejarah penyelamatan Allah tersebut berpusat pada tiga peristiwa yang utuh dan berkesinambungan, yaitu peristiwa bangsa Israel, peristiwa manusiawi Yesus dan peristiwa Roh Kudus.
PPA-GKJ diharapkan dapat menjadi alat bantu dalam memacu GKJ untuk menjadi saksi yang lebih berdaya guna di Abad ke-21 ini.