Seni dan Ibadah
Vitamin bagi Jiwa
Jumlah mereka bersama-sama saudara-saudara mereka yang telah dilatih bernyanyi untuk Tuhan -mereka sekalian adalah ahli seni- ada dua ratus delapan puluh delapan orang. Tua dan muda, guru dan murid, membuang undi mengenai tugasnya. 1 Tawarikh 25: 7, 8
Memainkan seni dalam ibadah berbeda dengan pertunjukan. Pertunjukan seni digelar untuk mempertontonkan keindahan seni kepada pengunjung. Seni yang dimainkan merupakan bagian dari pertunjukan (show) dimana penonton menjadi penikmat seni. Tetapi seni dalam ibadah digunakan untuk membantu umat menghayati dan mengekspresikan iman mereka kepada Allah. Jemaat bukanlah penonton. Jemaat harus dapat terlibat dalam seni tersebut. Itulah sebabnya, ibadah adalah juga sebuah seni yang harus mampu membawa suasana ilahi di tengah umat. Maka setiap bagian dalam ibadah harus mempersiapkan diri sedemikian rupa agar seni yang dimainkan memiliki daya untuk menggerakkan umat merasakan kehadiran Allah. Para petugas ibadah dan jemaat menghanyutkan diri dalam alur ibadah yang sudah ditata.
Sejak Daud mulai mengagas bentuk ibadah yang lebih tertata, ia sudah mempersiapkan umat sedemikian rupa agar merasakan berkat ibadah. Ia mengajarkan untuk mengapresiasi semua orang tanpa memandang kategori usia, tua maupun muda, juga latar belakang pendidikan dan kemampuan, entah dia guru ataupun murid. Pembagian tugas bukan berdasarkan usia maupun tingkat kemampuan. Tetapi berdasarkan undi. Itu artinya, ada sebuah kepercayaan yang ditampilkan oleh Daud pada kemampuan setiap orang yang ada dalam jemaat. Ukurannya pertama-tama bukanlah kualitas, tetapi kerinduan untuk melayani. Sebab, mereka semua yang berjumlah 288 orang itu digembleng dan dilatih untuk memiliki pemahaman bahwa mereka bernyanyi bukan untuk mencari pujian diri sendiri, tetapi mereka dilatih bernyanyi untuk Tuhan. Mereka sudah dilatih sehingga mereka menjadi ahli dibidangnya. Maka, entah dia tua maupun muda, guru atau murid, semuanya memiliki kesempatan yang sama dalam ibadah.
Saudara, seni yang kita mainkan dalam ibadah bukan sekedar sebuah pertunjukan. Jika Anda bernyanyi, memainkan musik, membaca firman atau apapun juga yang Anda lakukan dalam ibadah, ingatlah bahwa semua itu adalah untuk Tuhan. Jika 'itu' untuk Tuhan, maka Anda harus menyiapkan dengan sebaik-baiknya, bukan dengan setengah-setengah apalagi ala kadarnya. Latihlah diri terus menerus dalam beribadah, asah terus kemampuan melayani agar Anda dapat memberikan yang terbaik bagi Tuhan.
Selamat beribadah ⛪