WARISAN IMAN
Setiap orang tua ingin anak-anaknya bertumbuh dan menjadi orang yang sukses. Kesuksesan yang diraih pada umumnya, diukur dari hal-hal yang kasat mata, seperti mendapatkan pekerjaan yang mapan dan berpenghasilan tinggi, mendapatkan pasangan hidup yang dapat dibanggakan, memiliki fasilitas hidup seperti rumah, kendaraan dan peralatan elektronik canggih lainnya.
Nampaknya, hal semacam itu pula yang telah membuat ibu Yakobus dan Yohanes memberanikan diri untuk berbicara kepada Yesus dan meminta kedudukan bagi kedua anaknya. Isteri Zebedeus itu, tentu juga ingin kedua anaknya mendapatkan jaminan hidup yang baik dimasa depan. Mungkin ia berpikir, tidak ada salahnya menggunakan relasi baiknya dengan Yesus untuk memintakan posisi strategis bagi kedua anaknya. Ketika perempuan itu meminta perkenan Yesus agar Yakobus dan Yohanes boleh duduk di sebelah kanan dan kiri, maka yang ia minta itu bukan sekedar persoalan tempat kedudukan atau posisi duduk. Namun, duduk di sebelah kanan dan kiri berarti pula, kedudukan yang terhormat. Ia ingin kedua anaknya mendapatkan jabatan penting di Kerajaan Yesus. Namun sayang, ia salah memahami apa yang dimaksudkan oleh Yesus dengan Kerajaan yang sedang Ia percakapkan.
Kerajaan yang dimaksudkan oleh Yesus bukanlah kerajaan dunia. Kerajaan yang dimaksudkan oleh Yesus adalah sebuah suasana ketika Allah bertahta sebagai Raja dalam hidup manusia.
Jika demikian, maka warisan terbesar yang perlu kita raih dan berikan kepada para penerus kita adalah, warisan iman. Tentang bagaimana menempatkan Yesus ditempat pertama dan terutama dalam hidup kita. Bagaimana menjadikan Firman Tuhan mengaliri seluruh alirah darah dan memandu kita dan generasi penerus dalam menjalani hidup sehari-hari. Itulah warisan yang paling berharga dalam hidup kita.