Semakin Bergiat Jelang Hari Tuhan
Daniel 12:1-3, Mazmur 16, Ibrani 10:19-25, Markus 13:3-13
Hari Tuhan dalam pandangan Yahudi sesungguhnya bukan sesuatu yang asing. Mereka mengenal Hari Tuhan sebagai hari yang dinanti-nantikan dimana Tuhan melepaskan umat dari penindasan akan dosa. Dalam bacaan Injil Minggu ini, Yesus mengingatkan kepada para murid bahwa zaman dimana Hari Tuhan itu akan datang telah dimulai dan tanda-tandanya telah semakin nampak, yaitu munculnya banyak penyesat, perseteruan antar bangsa, kelaparan, gempa bumi diberbagai tempat dan tekanan terhadap anak-anak Tuhan semakin meningkat. Apa yang dapat kita lakukan dalam situasi yang demikian? Penulis surat Ibrani dalam pasal 10 ayat 25 mengajak kita untuk semakin bergiat menjelang hari Tuhan.
Semakin bergiat menjelang hari Tuhan berarti pertama, menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh. Beribadah dengan kesungguhan hati karena didorong oleh rasa rindu untuk mendengarkan Firman Tuhan. Bukan oleh faktor-faktor lain diluar itu. Kedua, teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita kepada Allah. Tidak mudah diombang-ambingkan oleh rupa-rupa pengajaran yang menjanjikan, sebab Allah yang memberikan pengharapan kepada kita adalah Allah yang setia. Keteguhan yang menjelma dalam sikap yang giat bekerja dan menjauhi segala kemalasan. Karena otang yang berpengharapan adalah orang yang antusias dalam menjalani hidupnya. Ketiga, saling memperhatikan dan mendorong dalam kasih dan tidak menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah. Iman tidak cukup disimpan hanya untuk diri sendiri. Iman harus dinyatakan melalui seluruh sikap, dan tutur kata kita kepada orang lain.
Kita tidak tahu kapan hari itu datang. Kita juga tidak tahu kapan Tuhan memanggil kita pulang. Tak perlu gelisah dan risau mencari tahu kapan tepatnya hari itu tiba. Yang penting adalah, bagaimana kita mengisi waktu yang ada ini dengan semakin bergiat dalam melakukan pekerjaan yang Tuhan percayakan dengan berpegang teguh pada iman kepada-Nya.