Allah adalah BAPA kita
Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya." (Matius 7:11)
Berbicara tentang figur bapa, Salah satu pertanyaan yang sering dilakukan dalam sesi konseling adalah pertanyaan: "dimata anda bapa anda sosok yang seperti apa? Ceritakan karakter baik dan kurang baiknya dimata anda?" Pola pertanyaan ini sebagai cara mengenali pola asuh orang tua yang memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan karakter anak dikemudian hari ketika ia dewasa. Maka akan berderet deskripsi yang beragam, mayoritas dan pada umumnya secara positif menjawab: seorang panutan, berhati baik, tegas, penyayang keluarga, bertanggung jawab, suka menasehati, mengajarkan nilai-nilai kehidupan. Kekurangannya: dominan, pengambil keputusan tunggal dalam keluarga, keras, merasa paling benar, tidak bisa dibantah, dst.
Dan tidak sedikit yang tidak bisa menahan tetes air mata entah laki-laki entah perempuan ketika menggambarkan dan membayangkan kembali sosok bapa yang mereka sayangi. Ada perasaan yang menyentuh ketika bercerita tentang bapa, terlebih mereka yang memiliki kedekatan emosional dengan bapanya. Ada yang menangis karena merasa belum bisa balas budi, ada yang menangis karena mengenang perjuangan dan kerja kerasnya untuk keluarga, ada yang menangis karena menyesal dimasa mudanya sering melukai hati bapanya, dst, sehingga tumbuhlah rasa kasih, cinta dan keinginan untuk membahagiakan bapa dimasa tuanya.
Sebagai orang kristen, kita mendapat hak sangat istimewa untuk diakui dan diterima sebagai anak melalui Tuhan Yesus, dan boleh menjadikan Allah sebagai Bapa bagi kita, tapi pertanyaanya apakah kita juga memiliki kedekatan emosional dengan BAPA Sorgawi kita? Sehingga ada keinginan, kerinduan untuk membahagiakan, mengasihi, menghormati, dan meletakkan percaya kita padaNya?
Kali ini kita akan memandang firman diatas dengan sudut pandang yang agak berbeda. Kalau bapa duniawi kita yang pasti memiliki cedera manusiawi saja begitu kita percaya dan kita kasihi, kita patuhi mengapa BAPA Sorgawi kita yang Maha Sempurna dan Maha Baik, Pemilik segala kuasa, kadang tidak memiliki tempat istimewa dalam kehidupan kita?
Mari bangun juga kedekatan dengan Bapa Sorgawi kita, dengan mendekat, mendengarkan, mengenang berbagai kebaikanNya, dan ketika kita ditanya : dimata anda BAPA SORGAWI itu seperti apa? Kitapun bisa menjawab dan mengenang berbagai hal yang telah dianugerahkanNya bagi kita melalui berbagai kebaikanNya dan semakin mengasihi dan ingin membahagiakanNya dengan selalu dekat dan menuruti perintahNya, dan terus meyakini bahwa IA selalu memberikan yang terbaik bagi kita. Amin