BERKAT BAGI YANG RENDAH HATI
Di dalam kehidupan antar bangsa, sadar atau tidak, kita sering punya sikap yang oleh ilmu sosiologi disebut etnosentrisme, suatu sikap yang menganggap bangsa kitalah yang terbaik. Sikap seperti ini bisa menjadi demikian sempit dan ekstrem, hingga bangsa lain dipandang rendah dan dengan rasa kebencian. Inilah sikap yang di-idap oleh bangsa Yahudi, yang memandang dirinya sebagai umat pilihan, bangsa yang paling hebat, sementara bangsa lain adalah kafir, rendah dan najis seperti anjing. Yang aneh, kadang sikap etnosentrisme ini sekaligus juga dibarengei dengan sikap xenocentrisme yaitu lebih menyukai produk-produk dari luar,
Suatu hari Yesus hadir di rumah ibadah di Nazareth, tempat Ia dibesar-kan Di rumah ibadah itu Ia membacakan Kitab Nabi Yesaya 61:1,2, kemu-dian mengatakan :”pada hari ini genaplah nats ini, sewaktu kamu mende-ngarnya”. Orang sekampungnya tersinggung dan marah. “Apa? Bukankan dia itu anak Yusuf, si tukang kayu?. Mana mungkin dia mengaku bahwa dia Messias yang dinubuatkan oleh nabi Yesaya?”. Mereka marah, menghalau Yesus ke luar kota, membawa Dia ke tebing dan bermaksud melemparkan Dia dari tebing.
Mengapa orang sekampungNya demikian marah? Memang, Yesus mengaku diri sebagai Messias. Dan itu menjadikan orang sekampungNya marah. Tapi ada hal lain yang sungguh membuat mereka marah. Apa itu? Yesus menunjukkan betapa mereka sombong dan menolak messias dan kasih Allah, sehingga berkat Allah justru diberikan kepada bangsa kafir.
Yesus mengatakan bahwa mereka tidak dapat menghargai nabi karena berasal dari kampung sendiri. Dan Yesus menambahkan dua cerita yang menyinggung rasa kebangsaan orang Yahudi. Yang pertama, pada masa Elia, meski di Israel juga banyak janda, tetapi pada masa kelaparan, Elia tidak diutus kepada seorang jandapun di Israel, tetapi kepada seorang janda bangsa asing di Sarfat, Sidon, untuk menolongnya. Yang kedua, pada masa nabi Elisa, meski ada banyak penderita kusta di Israel, tetapi hanya Naaman, tokoh dari Aram, seorang kafir, yang disembuhkan.
Mereka tersinggung karena dalam cerita itu ternyata berkat-berkat Allah dinyatakan bukan kepada bangsa Yahudi, tetapi kepada bangsa kafir. Itu semua terjadi karena justru bangsa Israel sendiri telah menjadi terlalu som-bong dan menolak kasih Allah, dan berkat Tuhan bahkan mengalir kepada bangsa yang selama ini mereka anggap najis seperti anjing. Rahmat Allah, bukan hanya bagi bangsa Israel, tapi juga bagi bangsa kafir. Dan yang jelas : bukan bagi bangsa yang sombong dan menolak kasih Allah.