“Setia Pada Kasih Setia.”

“Semuanya ini telah menimpa kami, tetapi kami tidak melupakan Engkau, dan tidak mengkhianati perjanjian-Mu.” Mazmur 44:18 (baca juga Mazmur 44)
Bacaan kita kali ini adalah sebuah refleksi pemazmur yang menggambarkan peziarahan bangsa Israel bersama dengan Allah di dalam sejarah. Sekilas tampak bahwa perikop ini bercerita tentang seruan bangsa Israel kepada Allah ketika mengalami penindasan, namun bila dilihat secara utuh ternyata ada sebuah dinamika yang lebih mendalam didalamnya.
Mazmur 44:10-17 memang menceritakan mengenai keluh kesah bangsa Israel yang mengalami penderitaan, penindasan, serta penghinaan dari bangsa lain. Dalam penderitaan yang demikian hebatnya Allah dirasa telah meninggalkan mereka bahkan dianggap bertanggung jawab atas segala penderitaan yang dialami (ay. 14).
Ternyata dibalik penderitaan yang hebat itu serta keluhan bangsa Israel yang mengiringinya. Sekali-kali mereka tidak pernah melupakan Allah Sang Pencipta hidup. Mereka mengingat sejarah perjalanan bangsa Israel dan menemukan kenyataan bahwa Allah begitu mengasihi dan menyertai bangsa mereka (ay.1-9). Maka dari itu tidak ada alasan untuk berhenti mempercayai Allah karena pada akhirnya atas pasang surut kehidupan Allah tetap menyertai. Walaupun penderitaan hebat terjadi saat ini, namun tidak ada alasan untuk mengkhianati Allah dan mengkhianati perjanjian denganNya (ay.18)
Di tengah-tengah kehidupan kita sehari-hari mungkin adakalanya penderitaan hebat menghimpit hidup ini. Kita merasa bahwa Allah telah meninggalkan kita. Percayalah bahwa sesungguhnya Allah tetap berkuasa atas segalanya. Kasih setiaNya berkuasa untuk membebaskan kita dari segenap penderitaan asalakan kita tetap setia kepadaNya.
Selamat Menjalani Hari