top of page

KESEMPATAN


Negeri dan budaya kita memiliki banyak peninggalan seni berupa candi dan patung yang sarat dengan filsafat dan pengajaran agama dan moral. Demikian juga di dalam masyarakat Yunani kuno yang memang memiliki banyak seniman perupa / pemahat dan filsuf yang terkenal, di banyak tempat terdapat banyak peninggalan berupa patung yang bernilai seni tinggi. Di salah satu kota peninggalan Yunani kuno berdiri sebuah patung yang agak aneh dan misterius. Sulit bagi para pelancong untuk memahami dan mengerti patung apa dan apa maknanya. Jejak sejarah tentang patung itu sendiri juga misterius. Namun demikian di patung itu tertulis sebaris puisi yang mengajarkan pelajaran dan hikmat yang begitu indah bagi banyak orang. Dari puisi itulah kita menjadi paham apa maksudnya. Sajak itu berupa percakapan antara seorang musafir atau siapapun yang bertemu dengan patung itu, dengan patung itu sendiri. Percakapan itu berbunyi demikian:


“Siapa namamu hai Patung? …… “Namaku Kesempatan”. “Siapa yang memahatmu?” ………“Lysippos” “Mengapa engkau sepertinya selalu berdiri dalam posisi dan keadaan siap?” ………. “Untuk menunjukkan betapa cepatnya aku berlalu”

“Tetapi mengapa rambut di dahimu begitu panjang?” “Agar orang bisa dengan mudah menangkapku ketika berjumpa denganku”. “Lalu kenapa kepalamu botak di belakang?” “Untuk menunjukkan bahwa sekali aku lewat, aku tak dapat lagi ditangkap”


Membaca dan menghayati percakapan itu, setiap orang diberi pelajaran betapa mahalnya sesuatu yang bernama kesempatan, tetapi juga betapa bodohnya banyak orang yang membiarkan dia lewat begitu saja. Bukankah kalau kita jujur, terlalu banyak tiap-tiap hari dan saat dalam hidup kita Tuhan memberikan kita kesempatan, waktu, berkat, tetapi banyak diantara kesempatan itu berlalu dengan percuma dan tidak kita manfaatkan? Allah telah memberi kesempatan sebagai anugerah untuk bertobat, memperoleh keselamatan, kehidupan dan berkat. Sayang banyak orang menyia-nyiakannya, sehingga lewat begitu saja. Sayang banyak orang yang telah memperolehnya, tetapi tidak berbuah, bahkan kemudian melepaskannya begitu saja karena terpikat oleh hal lain yang dianggap lebih menyenangkan. Sebuah pepatah mengatakan : kesempatan adalah kesempatan. Ia tidak akan datang untuk kedua kalinya. Sekali lewat, ia takkan kembali lagi.

Kategori
Recent Posts
Archive
bottom of page