MENGELOLA KEKECEWAAN DAN STRESS
Bagi kita, krisis dan kesulitan hidup, sebenarnya adalah kenyataan kehidupan. Artinya, dalam kehidupan kita akan selalu saja ada kondisi dimana kita akan menghadapi kesulitan dan hal-hal yang menekan hidup kita. Jadi bila dari waktu ke waktu kita akan menghadapi krisis, kita sadar bahwa hidup kita akan mengalami gangguan yang menekan. Murid-murid Yesuspun dalam perjuangan mereka mengalami banyak tekanan.
Namun demikian, dalam suatu studi di Universitas Harvard, ternyata disimpulkan bahwa salah satu faktor yang memberi sumbangan bagi kesehatan fisik dan emosional adalah kemampuan untuk krisis dan stress dan mengelola hidup dengan baik. Dengan kata lain disimpulkan bahwa penyebab utama dari ketidak sehatan fisik dan mental dalam hidup yang menghadapi stress, bukanlah stress itu sendiri, tetapi bagaimana orang menanggapi dan memperlakukan atau bersikap terhadap stress itu.
Dalam keadaan dimana orang sangat terganggu, stress dapat mengakibatkan berbagai gejala seperti sakit maag, gangguan jantung, tekanan darah tinggi, gangguan pencernaan, emosianal dan depressi. Konon sikap yang dianjurkan adalah menanggapi stress sebagai “sesuatu yang wajar” dan “normal”, dan “dapat dimengerti” serta bersifat sementara. Yang menyebabkan orang menderita stress bukannya stress itu sendiri, tetapi tanggapan emosional kita terhadapnya.
Setiap jenis kepribadian cenderung memberi tanggapan yang berbeda terhadap berbagai jenis stress. Sebagian orang menghadapinya dengan amat tegang dan serius, yang lain khawatir dan panik, yang lain cerewet, kesal serta marah, yang lain menyerah dan mundur sama sekali, menarik diri dan merasa gagal dalam hidup. Jarang sekali yang dengan pikiran jernih, emosi yang tenang dan tertata berusaha memahami faktor penyebabnya, menata sikap terhadapnya, dan dengan tanpa merasa terlalu terganggu menjalani hidupnya dengan sikap tenang dan tangguh. Seolah-olah, ia merasa “akrab” dan tak terganggu dengan penyebab stress itu.
Betapapun dewasanya dan rohaninya kita, mula-mula kita akan menanggapi stress sesuai kepribadian kita. Kuncinya adalah : apa yang kita lakukan setelah tanggapan mula-mula itu. Jika kita terus menerus bereaksi secara negatif, kita akan senantiasa menderita. Tetapi jika kita mampu “menjinakkan” dan mengelolanya, bukan mustahil bahwa stress malah akan menjadikan kita bersemangat, terpacu dan tertantang untuk maju dan kuat.
Kalau Anda suatu kali mengalaminya, cobalah dan upayakan dengan ketenangan dan keyakinan sambil tetap percaya akan pemeliharaan Tuhan atas anak-anakNya, seperti murid-murid Yesus, Andapun bisa!