Mengenal Persembahan Persepuluhan (2)
Perjanjian Lama terkhusus kitab Taurat dapat menjadi sumber pertama kita untuk menggali tinjauan alkitabiah mengenai persepuluhan. Pada hari ini kita akan menggali beberapa sumber yang tertera di Perjanjian Lama mengenai persepuluhan, terkhusus di kitab Imamat, Bilangan, Ulangan. Kitab Imamat adalah kitab yang berisi perintah-perintah Allah yang sifatnya seperti hukum yang mengatur kehidupan keseharian umat Israel. Imamat 27 adalah salah satu pasal dalam Imamat yang mencatat mengenai persepuluhan. Di pasal tersebut persembahan perpuluhan hendaknya diberikan dalam bentuk hasil bumi ataupun ternak (Imamat 27:30-32). Perpuluhan dengan memberikan uang sebenarnya juga dimungkinkan hanya saja orang yang mempersembahkan harus menambah seperlima (20%) dari harga persembahannya. Dengan demikian total persepuluhannya dalam bentuk uang adalah 12%. Sedikit berbeda dengan persembahan persepuluhan dalam bentuk uang yang berlaku pada masa kini.
Kitab Bilangan 18 juga memberikan sedikit petunjuk pada kita mengenai persembahan persepuluhan. Dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa persembahan persepuluhan harus diberikan kepada suku Lewi sebagai ganti tidak diperolehnya tanah pusaka bagi suku ini. Namun suku Lewi ini juga harus mempersembahkan sepersepuluh dari penghasilannya ittu dan memberikannya kepada imam Harun. Sementara itu catatan yang cukup menarik mengenai persembahan persepuluhan juga terdapat dalam Ulangan 12 dan rupanya mengatur persembahan persepuluhan secara berbeda. Menurut Ulangan 12, persembahan perpuluhan harus diberikan bersama dengan persembahan-persembahan lainnya ke tempat yang akan dipilih Tuhan. Setelah sampai disana, umat Tuhan ternyata diharuskan untuk memakan persembahan persepuluhan mereka sendiri; mereka bersama seiisi keluarga dan orang Lewi dengan penuh kegembiraan. Persepuluhan dalam perspektif Ulangan 12 ternyata juga dipahami sebagai momentum syukur dan kebersamaan komunitas atas berkat Tuhan. Persepuluhan adalah perjamuan kasih yang dinikmati seluruh komunitas. Hal yang sama ditegaskan lagi dalam Ulangan 14:23. Ulangan 14:27 menyatakan “Juga orang Lewi yang diam di dalam tempatmu janganlah kauabaikan, sebab ia tidak mendapat bagian milik pusaka bersama-sama engkau.”
Juga, pada akhir tahun ketiga, persembahan persepuluhan dikhususkan bagi “orang Lewi, karenaia tidak mendapat bagian milik pusaka bersama-sama engkau, dan orang asing, anak yatim dan janda yang di dalam tempatmu” (Ul. 24:29). Tahun ketiga ini disebut sebagai “tahun persembahan persepuluhan” (Ul. 26:12). Dengan demikian, orang-orang Lewi dikategorikan sebagai kelompok sosial yang lemah dalam komunitas yang perlu ditopang. Dari cuplikan ayat di atas jangan-jangan mengungkapkan dimensi lain dari persembahan persepuluhan yakni persembahan tersebut bukan semata-mata perintah Allah, namun juga demi memelihara kehidupan sosial yang lebih adil. Menarik! Di minggu yang akan datang kita akan kembali mengulas kitab Ulangan untuk menggali makna yang terkandung dari persembahan persepuluhan.