Melayani untuk Kemuliaan Nama Tuhan
Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,
dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya.
(Markus 10:43-44)
Perbedaan antara melayani Tuhan dan melayani diri sendiri sangatlah tipis. Kita bisa saja memakai alasan melayani Tuhan, tetapi sebenarnya kita tengah melayani kepentingan dan kepuasan diri sendiri.
Salah satu cara untuk menguji apakah kita melayani Tuhan atau diri sendiri adalah dengan melihat respon yang kita berikan tatkala pelayanan kita tidak dihargai oleh orang lain, atau tatkala pendapat dan keinginan kita dalam pelayanan tidak diterima. Apabila respon kita adalah marah, bahkan sampai mengundurkan diri dari pelayanan, itu berarti kita tidak sedang melayani Tuhan melainkan melayani diri sendiri.
Salah satu tokoh Alkitab yang pernah bersikap demikian adalah Yunus. Yunus marah tatkala melihat bahwa apa yang Tuhan lakukan ternyata tidak sesuai dengan keinginan dirinya.
Yunus kecewa tatkala Tuhan mau mengampuni Niniwe, musuh besar bangsa Israel saat itu. Yang pada akhirnya Tuhan mengajarkan bahwa apa yang seharusnya Yunus layani adalah keinginan Tuhan untuk menyelamatkan bangsa Niniwe. Bukan keinginan hati Yunus yang menghendaki agar bangsa itu dihukum saja. Sikap hati yang lebih mementingkan keinginan Tuhanlah yang seharusnya dimiliki oleh setiap hamba-Nya.
Salah satu kesalahan yang kerap dihadapi para pelayan Tuhan adalah tatkala ia tidak lagi bisa membedakan mana keinginan Tuhan dan mana keinginan diri sendiri. Oleh sebab itu, marilah kita berubah. Milikilah sikap hati yang benar. Melayani dengan tulus untuk kemuliaan nama Tuhan . Selamat melayani dengan kesungguhan hati 🙏.
#TimVitji GKJJoglo#