Mengenal Bentuk dan Unsur Peribadahan GKJ (3)
Pada edisi yang lalu kita telah mempelajari sedikit mengenai kalender Liturgi yang baru saja kita bahas hingga masa Prapaska. Kini kita akan meneruskan pembahasan kita mengenai kalender liturgi setelah masa Prapaska:
Pekan Suci (Minggu Palma hingga Kamis Putih Siang) Mengingat dan memberitakan sengsara dan kematian Tuhan Yesus yang memperdamaikan Allah dengan dunia.
Trihari Paska (Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Sunyi) Trihari terkudus untuk memperingati penyaliban, pemakaman dan kebangkitan Tuhan. Setelah Kamis Putih tidak ada lagi perayaan perjamuan Tuhan, dan gereja dibuat menjadi sunyi, senyap dan gelap.
Hari raya Paska Hari kebangkitan Tuhan dan suatu masa untuk bersukacita sebab, setelah kebangkitanNya Tuhan terus melakukan pelayanan kepada umatNya sampai pengangkatanNya ke surga. Hari raya ini sesungguhnya dimulai dari Paska Fajar hingga pentakosta, maka dari itu minggu setelah paska fajar dikenal dengan minggu Paska 2,3 dan seterusnya.
Pentakosta. (50 hari setelah minggu Paska) Perayaan turunnya Roh Kudus bagi Gereja Tuhan sekaligus tanda bagi umat percaya untuk selalu berkobar-kobar dalam menyatakan kabar keselamatan bagi dunia.
Demikianlah kalender litrugi disusun dan hendaknya dihayati oleh segenap orang percaya. Ada berbagai variasi tema atau pewartaan dalam menapaki kalenderkalender liturgi tersebut, namun yang jelas semuanya masih dalam koridor-koridor yang telah disepakati bersama secara oikumenis. Sepanjang tahun umat dituntun untuk senantiasa menghayati keselamatan Anugerah Allah dan respon kita dalam hidup keseharian. Pada edisi binawarga yang akan datang kita akan sama-sama mempelajari Pekan suci hingga minggu paska yang seringkali menimbulkan berbagai pertanyaan dari orang-orang Kristen itu sendiri. Mengapa perlu merayakan Tri Hari Suci? Mengapa perayaan Paska jatuh pada tanggal yang berbeda-beda setiap tahunnya?