PERJAMUAN KUDUS dan RAGI
Apakah Yesus menggunakan anggur yang difermentasi atau tidak ketika Ia menetapkan Perjamuan Kudus? Tidak mudah untuk dijawab, tetapi beberapa catatan berikut ini mendukung kesimpulan bahwa Yesus dan para murid-Nya minum sari buah anggur yang tidak beralkohol.
Kata "anggur" (Yun. oinos) berkenaan dengan Perjamuan Kudus berarti "hasil pokok anggur" (Mat 26:29; Mr 14:25; Luk 22:18). Anggur yang tidak difermentasi adalah satu-satunya "hasil pokok anggur" alami yang sesungguhnya. Fermentasi merusakkan sebagian besar gula dan mengubah apa yang dihasilkan oleh pokok anggur. Anggur yang difermentasi bukan merupakan hasil pokok anggur.Perjamuan Kudus ditetapkan ketika Yesus dan para murid-Nya sedang makan Paskah. Hukum Paskah di Kel 12:14-20 melarang adanya penggunaan seor (Kel 12:15), sebuah kata yang menunjuk kepada ragi atau zat fermentasi lain, selama pekan Paskah. Lagi pula, semua hametz (yaitu, segala sesuatu yang mengandung fermentasi) terlarang (Kel 12:19; Kel 13:7). Tuhan telah memberikan hukum-hukum ini oleh sebab fermentasi melambangkan kebejatan dan dosa (Mat 16:6,12; 1Kor 5:7- 8). Maka, Yesus pasti telah menaati hukum untuk perayaan Paskah dan tidak menggunakan anggur yang difermentasi.
Beberapa sumber Yahudi menguatkan bahwa penggunaan anggur yang tidak difermentasi sudah biasa dalam zaman PB. Misalnya, "Menurut Injil-Injil Sinoptis, pada Kamis petang dari minggu terakhir, Yesus bersama murid-Nya memasuki kota Yerusalem untuk makan Paskah bersama mereka di kota suci itu; jika demikian, roti dan anggur dari kebaktian perjamuan kudus yang ditetapkan oleh-Nya pada saat itu sebagai suatu peringatan tentulah roti yang tidak beragi dan anggur yang tidak difermentasi dari kebaktian ‘Seder".
Dalam PL, minuman yang difermentasi sama sekali tidak boleh digunakan dalam rumah Tuhan, demikian pula para imam tidak diizinkan menghampiri Tuhan dalam ibadah sementara mereka minum minuman keras (Im 10:9-11). Yesus Kristus adalah imam besar Allah dari PB, yang menghampiri Allah demi umat-Nya (Ibr 3:1; 5:1-10).
Nilai suatu simbol ditentukan oleh kemampuannya untuk menggambarkan kenyataan yang rohani. Maka, sama seperti roti melambangkan tubuh Kristus dan harus tidak beragi (terfermentasi), demikian pula hasil pokok anggur yang melambangkan darah Kristus yang tak bernoda, digambarkan oleh sari buah yang tidak difermentasi (bd. 1Pet 1:18-19).
Alkitab secara tegas menyatakan bahwa proses pembusukan tidak diizinkan bekerja baik di dalam tubuh maupun dalam darah Kristus (Mazm 16:10; Kis 2:27; Kis 13:37), maka tepatlah jika tubuh dan darah Kristus itu dilambangkan oleh sesuatu yang tidak dicemarkan dan tidak difermentasi.
Rasul Paulus menasihati jemaat Korintus agar membuang ragi rohani, yaitu "keburukan dan kejahatan", oleh sebab Kristus adalah Paskah kita (1Kor 5:6-8). Tak akan sesuai dengan tujuan dan tuntutan rohani Perjamuan Kudus bila kita memakai sesuatu yang melambangkan kejahatan, yaitu sesuatu yang beragi. Itu juga berarti, bahwa dalam menyiapkan diri dalam perjamuan, kita harus memiliki semangat untuk betul-betul bersih.