Tahu Terima Kasih
Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?" (Lukas 17:17,18)
Perikop ini berkisah tentang sepuluh orang kusta yang mengikuti Tuhan Yesus dalam perjalanan menuju Yerusalem. Mereka ditahirkan dan sembuh dari penyakit kusta. Tapi dari sepuluh orang yang disembuhkan, hanya satu orang yang tahu diri. Ia tersungkur di kaki Tuhan dan berterima kasih serta memuliakan Tuhan. Sementara yang sembilan orang? Berlalu begitu saja. Satu orang yang mengucap syukur itu justru orang Samaria. Orang yang dipandang sebelah mata (diremehkan dan dipandang negatif) oleh orang Yahudi, baik dari sisi ketidakmurnian darah Yahudinya maupun kehidupan keagamaannya. Meski keberadaannya tidak dianggap karena ke-Samaria-annya, namun dimata Tuhan Yesus ia lebih beriman dan lebih pantas menerima anugerah keselamatan.
Hal ini pula yang bisa terjadi pada kita orang percaya. Orang kristen yang merasa dirinya sudah cukup "bernilai secara eksklusif" karena merasa sudah diselamatkan, namun justru seringkali juga lupa bersyukur dan tidak secara khusus merespon berkat-berkat dengan ungkapan syukur serta memuliakan Tuhan. Kita sering merasa segala berkat yang kita terima itu sebagai hal rutin yang biasa-biasa saja, atau sebagai hasil kerja keras kita saja, atau bahkan kita anggap sebagai faktor kebetulan ("ndilalah") semata. Celakanya orang lain yang sering kita "remehkan" keimanannya justru lebih tahu bagaimana cara berterima kasih, mengucap syukur dan memuliakan Tuhan.
Oleh karena itu mari, jangan seperti sembilan orang yang tidak tahu terima kasih, tetapi jadilah seperti satu orang yang tidak lupa untuk berbalik dan merendahkan hati bersujud syukur dihadapan Tuhan. Mari kita lihat aneka berkat yang telah kita terima dari Tuhan Allah, yang kalau kita jujur tidak akan mampu memerinci dan menghitungnya satu demi satu. Jangan anggap itu sebagai faktor kebetulan, atau hal yang biasa. Bersujud syukur dan berterima kasih melalui kerendahan hati serta memuliakanNya, itu yang Tuhan kehendaki. Mari menjadi pribadi yang tahu berterima kasih dan selalu memuliakan perbuatanNya atas kita.
#TimVitji GKJJoglo#