Mengenal Liturgi ‘Lima’ (3)
Bila pada minggu sebelumnya kita membahas bagian pertama dari tiga ordo (tiga bagian), kini kita akan membahas ordo kedua dari tata liturgi lima. Bagian kedua dalam urutan tersebut adalah liturgi masuk, demikian:
Liturgi Firman
Doa Epiklese
Pembacaan Leksionari
Khotbah
Saat Teduh
Nyanyian Respon Firman
Pengakuan Iman Rasuli
Doa Syafaat.
Setelah pernyataan Anugerah dari Allah dalam bagian berita anugerah, kini umat diajak untuk merenungkan sabda Tuhan dan membiarkan Tuhan berbicara dalam kehidupannya. Dimulai dengan doa epiklese, sebagai warisan dari tradisi calvin yang menekankan pada pewartaan Firman. Doa epiklese secara harafiah dapat dimaknai sebagai doa permohonan agar Roh Kudus menyertai pembacaan Alkitab dan khotbah.
Pembacaan leksionari dilakukan setelahnya. Bacaan leksionari adalah sebuah bacaan Alkitab per tahun yang disusun bersama secara ekumenis oleh beberapa Sinode dan juga gereja Katolik. Daftar bacaan tersebut dikenal dengan istilah Revised Common Lectionary hasil revisi tahun 1992. Ada tiga daftar bacaan dan satu Mazmur tanggapan di setiap minggunya. Bacaan pertama diambil dari Perjanjian Lama, bacaan kedua diambil dari surat-surat Rasul, dan bacaan ketiga atau bacaan Injil diambil dari keempat Injil. Pola tiga bacaan ini memeliki tiga siklus yang dikenal dengan tahun A-B-C. Diharapkan ada sebuah jalinan tema yang dapat digali dari ketiga bacaan tersebut.
Pembacaan Alkitab dilanjutkan dengan khotbah dan setelah itu diakhir dengan nyanyian respon Firman sebagai peneguhan kepada umat. Setelah nyanyian, tata ibadah dilanjutkan dengan Pengakuan Iman Rasuli atau Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel sebagai bagian dari pembaharuan pernyataan keyakinan umat yang diperbaharui setelah menerima sabda Tuhan. Doa syafaat adalah urutan terakhir untuk mengakhiri bagian dua dalam liturgi lima ini. Doa syafaat adalah simbol dari Allah yang memanggil umat keluar dan peduli terhadap sesama.