Mengenal Liturgi ‘Lima’ (4)
Pada binawarga minggu ini kita akan membahas bagian terakhir dari tiga ordo (tiga bagian) dari tata liturgi lima. Bagian terakhir ini dikenal dengan Liturgi ‘pelayanan meja’ dan sebagaimana disiratkan oleh namanya maka pada bagian ini dimuat tata pelayanan sakramen perjamuan yang disusun sebagai berikut:
Liturgi Pelayanan Meja
Doa Persiapan
Doa Syukur Perjamuan: Prefasi dan sanctus benedictus (KJ 310)
Pembacaan pertelaan Perjamuan Kudus.
Doa Bapa Kami
Salam damai
Pemecahan roti dan persiapan cawan perjamuan (menyanyikan anak domba Allah, KJ 311)
Pembagian Roti dan Anggur
Doa Syukur setelah Perjamuan
Nyanyian Akhir
Pengutusan Dan Berkat
Bagian pelayanan meja (sakramen perjamuan) dalam liturgi lima memang dijelaskan secara lebih terperinci. Ritual tersebut dimulai dengan doa persiapan yang dilanjutkan dengan doa syukur perjamuan atau bisa juga diganti dengan menyanyikan KJ 310. KJ 310 dikenal dengan istilah sanctus benedictus, yang secara harafiah dapat diartikan sebagai sebuah formulasi pengagungan akan kekuasaan Tuhan dan kebergantungan manusia seutuhnya kepada Tuhan. Pembacaan pertelaah dilakukan setelahnya dan ditutup dengan doa bapa kami dan salam damai. Kenapa ada salam damai? Salam damai diletakkan dalam pelayanan meja sebagai bagian dari simbolisme akan umat yang menyadari undangan Allah agar manusia menyatakan damai dengan sesamanya. Simbol rekonsiliasi dengan sesama manusia disadari sebagai respon atas rekonsiliasi Allah dengan manusia lewat pengorbanan Kristus.
Bila dibandingkan dengan pembagian ordo yang biasanya dianut oleh GKJ maka disinilah paling nampak perbedaannya. Apabila pembagian ordo liturgi biasanya terdiri dari empat bagian kini hanya tiga bagian, karena bagian pengutusan dan berkat tidak dipisah jadi bagian tersendiri melainkan disatukan. Hal tersebut terjadi karena pemahaman bahwa liturgi adalah sebuah perjalanan, dimana berpuncak pada firman dan pelayanan meja yang merepresentasikan perjumpaan umat dengan Tuhan. Perjumpaan itu mengundang umat untuk dipanggil keluar dan menyatakan kasih serta berkat kepada sesama (pengutusan). Apabila tidak ada perjamuan, maka urut-urutan pelayanan meja bisa dihilangkan. Persembahan juga terdapat dalam liturgi pelayanan meja ini, dan juga apabila ada pelayanan khusus lainnya seperti sakramen baptis, pengakuan percaya, penahbisan, dan lain-lain.