Calvinisme (4)
Minggu yang lalu kita belajar bahwa tujuan utama manusia menurut Calvin adalah pengenalan akan Allah yang menyatakan anugerahNya. Allah yang dihampiri oleh manusia adalah Allah yang menyatakan dirinya dalam ketritunggalanNya. Paham tritunggal atau trinitas adalah sebuah doktrin yang amat penting dalam kekristenan, sekaligus bagi beberapa orang adalah doktrin yang membingungkan. Sepanjang sejarah kekristenan orang-orang berupaya untuk merumuskan kehadiran Kristus sebagaimana kesaksian Injil Yohanas adalah Firman yang menjadi daging dan tinggal diantara kita. Perdebatan yang terjadi di sepanjang sejarah gereja berkutat pada pertanyaan bagaimana merumuskan Allah yang esa namun sekaligus mewujudkan diriNya dalam tiga pribadi yang berbeda. Calvin dalam merumuskan paham trinitariannya juga tidak terlepas dalam wacana tersebut.
Calvin berkata bahwa ketika orang Kristen memikirkan dan memahami tentang Allah artinya yang dipikirkannya merupakan ketrinitasan Allah, dan ketika seorang Kristen memikirkan ketrinitasan Allah maka secara otomatis akan turut memikirkan keesaan Allah. Bapak, Anak, dan Roh Kudus merupakan pribadi atau dalam bahasa latin dikenal istilah “subsistensi” yakni meskipun ketiga pribadi Allah berhubungan satu dengan yang lain namun tetap mempertahankan perbedaan diantara ketiganya. Hubungan diantara ketigaNya pada akhirnya merupakan sebuah relasi yang tidak terpisahkan. Menurut Calvin kita harus berpegang pada sebuah kenyataan yang sudah terwartakan pada Alkitab bahwa Allah satu hakikatNya, yang tak dapat dibagi-bagi, meskipun hakikat itu ada pada Bapa, ada pada Anak, dan ada pada Roh Kudus. Di saat yang sama Bapa berbeda dari Anak, dan Anak dari Roh Kudus. Dalam tulisannya Calvin juga harus mewaspadai paham ketrinitasan yang dijelaskan baik ile Arius atau Sabellius. Aranisme menyangkal kesatuan hakiki antara Bapa, Anak, dan Roh, sementara Sabelianisme menekankan kesatuan dan menyakal ketrinitasan Allah.
Bila dibanding dengan Pokok-pokok Ajaran GKJ rupanya pemahaman trinitarianisme GKJ mendapat penjelasan-penjelasan tambahan. GKJ ingin menekankan bahwa Allah Trinitaris adalah keberadaan Allah demi menyelamatkan umat manusia. PPA GKJ meletakkan penjelasan mengenai trinitarianisme dalam bingkai soteriologi atau penyelamatan Allah.