top of page

Kita adalah Debu dan Abu


Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu. (‭‭Ayub‬ ‭42:5-6‬)


Siapa yang tidak mengetahui kisah Ayub? Seorang pria saleh yang hidupnya dipenuhi pencobaan. Seringkali kita mengenal Ayub hanya berdasarkan hasil akhirnya yakni paska ia selesai menghadapi pencobaan tanpa sadar ada proses yang panjang dibaliknya.


Dalam proses itu Ayub sempat sampai kepada tindakan mempertanyakan kedaulatan dan keputusan Allah. Ayub menjadi congkak karena merasa diri saleh dan benar sehingga tidak pantas menerima semuanya. Padahal hidup ini semuanya tergantung pada ketetapan Allah.


Ayub menyadari kecongkakanNya. Lewat peristiwa tersebut bahkan ia sampai kepada pengenalan yang dalam atas Allahnya. Dihadapan Allah sesungguhnya manusia adalah debu dan abu yang seharusnya bergantung penuh pada Allah. Pada hari ini kita akan juga memulai peziarahan iman seperti Ayub untuk menyadari hakikat diri yang sesungguhnya adalah abu dihadapan Allah. Abu adalah tanda akan keberdosaan kita sekaligus kebergantungan penuh pada Allah.


#TimVitji GKJJoglo#

Kategori
Recent Posts
Archive
bottom of page