top of page

Sakramen Perjamuan


Dalam Gereja Protestan ada dua jenis sakramen, yang pertama ialah sakramen baptis dan berikutnya ialah sakramen perjamuan. Sakramen perjamuan merupakan alat pelayanan dengan roti dan anggur sebagai unsur dasarnya. Roti dan anggur itu melambangkan tubuh dan darah Kristus yang menunjukkan keyakinan bahwa: (1) penyaliban dan kematian Yesus adalah dasar penyelamatan bagi manusia, (2) melalui bentuk makan dan minum bersama yang melambangkan kehidupan keluarga Allah, (3) Sakramen Perjamuan juga mengacu ke depan ke perjamuan yang sempurna di surga. Dengan demikian ketika kita memegang roti dan anggur dalam sakramen perjamuan, maka hendaknya kita dapat memperlakukan simbol tersebut dengan hormat. Sakramen ini merupakan sebuah simbol yang terutama merujuk ke pada peristiwa perjamuan terakhir Yesus bersama murid-muridNya pada malam sebelum Ia diserahkan.


Sakramen Perjamuan merupakan bentuk pemeliharaan iman yang diselenggarakan gereja. Sebagai sebuah pemeliharaan iman, sakramen perjamuan memiliki tiga makna, yakni: (1) mengingatkan orang-orang percaya kepada penyaliban dan kematian Kristus, (2) mengingatkan orang-orang percaya kepada kedudukan mereka sebagai anggota keluarga Allah, (3) mengingatkan orang-orang percaya kepada kesempurnaan keselamatan yang dijanjikan Allah. Unsur penting lainnya dalam sakramen perjamuan ialah kesukacitaan besar yang dihadirkan Allah oleh karena anugerah keselamatan yang telah Ia berikan kepada manusia. Aspek kesukacitaan dalam menerima anugerah Allah inilah yang seringkali terlupa dalam ritual-ritual yang kita laksanakan.


Pada mulanya peringatan akan anugerah Allah melalui sakramen perjamuan menjadi hak setiap orang percaya yang telah mengakui imannya kepada Allah secara bertanggung jawab melalui baptis dewasa atau pengakuan percaya (sidi). Namun dalam Pokok-pokok Ajaran Gereja Kristen Jawa (PPA GKJ) edisi tahun 2019 ditambahkan sebuah klausul baru yakni yang juga berhak menerima sakramen perjamuan adalah Anak-anak keluarga kristen yang sudah dibaptis pada saat masih kanak-kanak, sebab rahmat Allah berlaku untuk seluruh keluarga dan anak-anak juga mempunyai tempat dalam perjanjian keselamatan. Oleh karena itu sakramen perjamuan sebagai sebuah tindakan pemeliharaan iman hanya dapat bermakna dengan sungguh apabila dalam sakramen tersebut orang sungguh-sungguh beriman dan menyikapi sakramen itu dengan takut dan hormat.

Kategori
Recent Posts
Archive
bottom of page