“Aku Percaya, maka Aku Bersaksi”
Bacaan: Injil Yohanes 20:24-31
Menjadi percaya bukanlah hal yang mudah. Kita memerlukan trust untuk dapat mempercayai seseorang. Kita juga perlu bukti yang dirasa dapat masuk dalam nalar kita, agar dapat mempercayai suatu berita atau gambar. Oleh karena itu, bagi orang yang mengerti fotografi, mereka tidak akan begitu saja mempercayai sebuah gambar sebagai realita. Namun, mereka akan mudah memahami bahwa gambar yang indah itu merupakan manipulasi teknik komputer yang canggih, dan menghasilkan karya seni yang indah. Maka, wajar jika kita mengatakan, menjadi percaya diperlukan bukti. Orang akan menggunakan akal budinya agar dapat menerima sesuatu sesuai dengan logika pikirnya.
Apa yang terjadi pada Tomas menggambarkan dengan jelas sifat umum manusia, yang selalu memerlukan bukti untuk menjadi percaya. Namun pelajaran berharga yang kita dapatkan dari Tomas; sekalipun ia sulit percaya, namun sekali ia percaya, keteguhan, dan ketegasan imannya melebihi teman-temannya yang lain. Injil Yohanes mencatat, Tomaslah orang pertama yang mengakui ketuhanan Yesus. Ia pula yang bersaksi dan membawa kekristenan hingga ke India.
Bagaimanakah dengan kita? Efek domino yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19 menguji kita, seberapa besar percaya kita kepada Yesus? Apakah kita tetap percaya pada pemerliharaan Tuhan di tengah situasi sulit seperti ini? Mari kita melihat ke dalam kehidupan kita, temukan dan hitunglah kebaikan Tuhan yang sudah kita alami. Temukanlah, dan saudara akan melihat bahwa Tuhan adalah Sang Pemelihara hidup kita. IA-lah yang menjadikan kita hidup hingga saat ini.