Serba-serbi Peribadahan (10)
Spektrum pembahasan liturgi dan peribadahan sangatlah luas. Setelah sebelumnya kita telah memulai pembahasan melalui pemahaman mengenai kalender liturgi beserta hari-hari Raya Gerejawi, kini kita akan mengkerucutkan pembahasan pada dimensi tata ibadah terkhusus yang biasa kita temukan di GKJ dan GKJ Joglo.Seringkali Tata Ibadah disamakan dengan Liturgi padahal Liturgi memiliki makna yang lebih luas dari sekedar ‘urut-urutan’ dalam ibadah. Secara etimologis istilah ‘Liturgi’ berasal dari bahasa Yunani yakni leitourgia yang menunjuk kepada karya bakti kepada masyarakat, bangsa, dan Negara. Dalam perkembanganNya, sejak abad 2 SM, istilah leitourgia mendapat arti kultis, yang berarti pelayanan ibadah. Sehingga sampai sekarang leitourgia/ Liturgi mendapat makna sebagai tindak bakti dan karya yang ditujukan kepada Tuhan Sang Pemilik Kehidupan. Liturgi bisa juga dikatakan sebagai sebuah perayaan atas kebaikan Tuhan yang berjalan bersama manusia dalam ziarah kehidupan.
Liturgi kemudian dimaknai sebagai sebuah sarana perjumpaan antara Umat dengan Tuhan maka dari itu aspek-aspek liturgis yang dirangkai dalam tata ibadah seluruhnya bertujuan untuk memenuhi aspek perjumpaan tersebut. Marilah kita bersama menyimak Tata Ibadah yang biasa kita gunakan di GKJ Joglo dan menelusuri bagaimana ibadah sebagai sarana perjumpaan umat dengan Tuhan akan nampak disana. Berikut adalah tata ibadah yang biasa digunakan di GKJ Joglo:
1. BERHIMPUN
Nyanyian Persiapan
Votum dan Salam
Panggilan Hidup dalam Kasih.
Berita Anugerah
Doa Syafaat
2. PERSEMBAHAN
Nats Persembahan
Persembahan
Doa Persembahan dan Epiklese
3. PELAYANAN FIRMAN
Nyanyian Persiapan
Pembacaan Alkitab
Khotbah
Saat Teduh
Doa Respon Firman dan Doa Bapa Kami
Pengakuan Iman Rasuli
4. PENUTUP
Nyanyian Pengutusan
Berkat
Nyanyian Penutup