YEHOVA YIREH
Dalam realita hidup yang sebenarnya, iman tidaklah begitu saja dengan sendirinya tumbuh. Iman hanya dapat tumbuh melalui banyak hal, dan satu di antaranya yang amat penting adalah ujian.
Sementara itu, di dalam hidup, manusia memiliki beberapa hal yang bagi dirinya bermakna dan berharga amat mahal. Tidak ada pihak lain yang boleh mencampuri, apalagi merampas milik yang amat mahal nilainya itu dari tangannya. Dalam ujian iman, harta atau milik yang paling mahal ini sering justru menjadi pokok ujian iman. Bisakah manusia melepaskannya dengan percaya dan rela demi Tuhan; apakah manusia mengakui bahwa Sang Pemilik dari semua itu adalah Tuhan, apakah ia menyadari dengan rendah hati bahwa kalau ia memiliki hal yang amat berharga itu, ia hanya sebagai pihak yang menerimanya sebagai anugerah dari Tuhan, yang adalah Sang Pemilik Sejati. Manusia sering gagal dalam hal ini. Manusia sering bersikap : “Apa saja boleh diambil dari padaku, tapi jangan yang satu ini”. Justru ketika manusia bersikap seperti itulah ujian iman terarah kepada hal-hal yang dijaga dan dirasa sebagai milik mutlak manusia.
Tokoh iman yang disebut Bapa orang beriman seperti Abraham-pun tidak merupakan perkecualian dalam hal ujian iman. Bahkan ia mengalami ujian yang bertubi-tubi sebelum menjadi semakin kuat dan mantap. Ketika Abraham merasa bahwa Ishak adalah miliknya yang paling berharga, yang telah ditunggu datangnya sekian puluh tahun, yang menjadi kunci dari janji Allah untuk menurunkan bangsa yang besar dan menjadi berkat, Allah justru mengujinya dengan meminta Abraham untuk mengorbankan Ishak. Namun ujian iman itu berakhir dengan baik ketika Abraham dengan tulus mengakui bahwa Pemilik mutlak Ishak bukanlah dirinya, tetapi Tuhan. Kalau Tuhan Yang Empunya mengambil, Abraham percaya bahwa Ia juga berkenan menyediakan sesuatu sebagai gantinya. Dan ketika malaikat Tuhan menunjukkan seekor domba jantan sebagai korban bakaran pengganti Ishak, Abraham menamai tempat itu “Yahweh yir’eh” yang berarti “Tuhan menyediakan”. (Kej. 22).
Bagi orang beriman, apabila ia lulus, akan nyata bahwa Tuhan sebenarnya telah menyediakan sesuatu yang diperlukan bagi dirinya, sehingga seorang beriman tidak perlu kehilangan apa yang dipertaruhkannya. Sebaliknya, ketika seseorang tak dapat bertahan dalam ujian, ia akan kehilangan banyak hal termasuk apa yang dipertahankannya. Tuhan sendirilah yang menyediakan pengganti dari apa yang dituntutNya. Itulah pokok kepercayaan Abraham : YEHOVA-YIREH, Tuhan menyediakan. Indah sekali!