KEMATANGAN MORAL
Dalam pertumbuhan hidupnya, manusia yang wajar akan mengalami pergumulan bagaimana menilai sesuatu itu baik atau tidak baik, jahat atau tidak. Pengajaran dan lingkungan hidup, terutama keluarga, amat berpengaruh dalam perkembangan dan pembentukan moral manusia.
Pada tingkatnya yang paling awal, seorang anak menilai sesuatu baik atau buruk dengan cara tertentu, yang belum cukup punya pertimbangan moral. Jelasnya, seorang anak kecil menilai suatu perbuaan itu baik, jika akibatnya menyenangkan atau memuaskan, dan dianggap jelek bila akibatnya menyakitkan atau menimbulkan ketakutan. Pada perkembangan moral manusia yang baik, manusia mengalami pertumbuhan dengan memikirkan dan menyusun argumentasi atau alasan-alasan moral untuk setiap tindakan. Alasan atau argumen itu berkembang dari tahap ke tahap
Kalau kepada seorang anak dan kepada seorang dewasa ditanyakan sebuah pertanyaan yang sama, misalnya : “apakah mencuri barang di mall itu baik atau tidak?”, maka baik anak maupun orang dewasa yang wajar akan menjawab dengan jawaban yang sama : “tidak!”. Tapi yang membedakan jawaban anak dengan jawaban orang dewasa adalah alasannya.
Sebagian besar anak mengajukan penalaran moral sbb. : Mencuri di mall tidak baik, karena takut ketahuan, dan kalau ketahuan akan kena marah satpam di mall, dan akibatnya papa dan mama marah besar, dan bisa-bisa kita digebukin. Sementara itu orang dewasa umumnya akan menjawab : mencuri di mall tidak baik, karena merugikan orang lain dan diri kita sendiri, dan perbuatan itu a-sosial, dan menyakiti hati Tuhan. Dalam hal itu bukan “ya atau tidaknya”, atau jawabannya yang membedakan kematangan moral, tapi alasannya, penalarannya, reasoning-nya.
Dalam banyak hal, sebagian masyarakat kita mengalami hambatan dan kadang-kadang juga kemandekan dalam perkembangan moral. Dalam istilah lain juga dipakai “kemerosotan moral”. Malah sering dikatakan “tak bermoral”. Mengapa ? Karena sejak kecil tidak terlatih dan tumbuh dalam pengajaran dan lingkungan serta keteladanan yang baik, sehingga orang tidak bisa membuat penalaran yang matang terhadap tingkah laku, yaitu mengapa sesuatu baik atau buruk. Dalam istilah Alkitab : Tidak bisa membedakan yang baik dan yang buruk. Akibat dari itu sangat jauh dan besar : dalam hampir segala hal : ekonomi, politik, hukum dll, orang tak bermoral.
Ingat peringatan para ahli sosiologi dan agama : keruntuhan per-adaban manusia, biasanya dimulai dari keruntuhan moral. Generasi anak-anak muda kita dibesarkan dalam era digital, yang dalam banyak hal kurang memperhatikan penalaran moral, sehingga anak-anak kita berpotensi kurang mendapatkan ”asupan” pendidikan dan pembinaan moral.