Berjaga-jaga dan Mengucap Syukur
Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur.
(Kolose 4:2)
Berjaga-jaga berarti waspada terhadap segala kemungkinan, terutama dalam hal-hal negatif. Berjaga-jaga juga berarti sikap bersiap-siap, awas atau berhati-hati. Mengapa kita harus selalu berjaga-jaga? Karena hari-hari yang kita jalani ini penuh kejutan, perubahan, percepatan atau hal-hal tak terduga yang bisa saja terjadi sewaktu-waktu, seperti kasus virus corona yang saat ini melanda dunia termasuk juga Indonesia. Tidak ada seorangpun tahu apa yang akan terjadi dikemudian hari, karena itu janganlah memuji diri kita untuk esok hari, sebab kita tidak tahu apa yang akan terjadi hari nanti. Orang bijak dengan sangat bijak berkata bahwa kita tidak tahu bagaimana hari esok, yang bisa kita lakukan ialah berbuat sebaik-baiknya dan berbahagia pada hari ini.
Ada beberapa faktor mengapa orang tidak berjaga-jaga dan kurang bijak. Rasa percaya diri yang berlebihan membuat orang merasa dirinya cukup kuat sehingga dalam segala hal mengandalkan kekuatan sendiri. Orang yang demikian sulit sekali menerima nasihat dan teguran orang lain. Jika saat ini kita tegak berdiri dan menang atas pencobaan, jangan takabur, sebab iblis tidak akan pernah menghentikan usahanya sebelum misinya berhasil yaitu mencuri, membunuh dan membinasakan manusia.
Demikian pula seseorang yang tidak memiliki pengenalan yang benar tentang Tuhan (pribadi, kuasa, kasih, kehendak-Nya yang tertera diseluruh isi Alkitab ) akan cenderung mengisi hari-harinya dengan perbuatan-perbuatan yang sia-sia. Kita lupa bahwa setiap tindakan ada konsekuensinya.
Untuk itu janganlah kita merasa diri kuat, tapi makin mendekatlah kepada Tuhan supaya kita dapat selalu berjaga-jaga. Marilah kita saling merendahkan diri, menasihati, membangun, mengasihi satu dengan yang lain sebagaimana Kristus telah memberikan teladan-Nya bagi kita.
#TimVitji GKJJoglo#