Setiap kita memiliki pandangan dan idealisme terhadap sosok tertentu. Seorang istri memiliki gambaran ideal tentang sosok suami, demikian pula sebaliknya. Orang yang dipimpin memiliki gambaran ideal tentang sosok pemimpin mereka, demikian pula sebaliknya. Ketika yang terjadi ternyata tidak sesuai dengan gambaran idealnya, seringkali hal tersebut menimbulkan kekecewaan. Respons atas kekecewaan tersebut dapat bermacam rupa. Salah satunya adalah penyangkalan.
Sebagai murid, Petrus dan teman-temannya juga memiliki gambaran ideal tentang sosok Mesias. Bagi Petrus, Yesus adalah Mesias (Mark. 8:29). Orang Yahudi, memiliki gambaran tentang mesias sebagai sosok yang berasal dari garis keturunan Daud, seorang penyelamat dan raja pemenang yang akan memimpin umat Israel. Mesias bagi mereka akan memiliki kemuliaan yang melebihi Daud. Itulah sebabnya, ketika Yesus memberitahukan kepada mereka kabar bahwa Ia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-man kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh, Petrus dan teman-temannya tidak percaya. Mereka kecewa. Lalu menegor Yesus dan menariknya ke samping.
Jemaat, kadang kita memang harus berani untuk melihat sesuatu dari perspektif yang lain, yang mungkin berbeda dengan idealisme kita. Dengan demikian, akan lebih mudah bagi kita untuk berproses menghadapi dinamika hidup yang berubah-ubah. Keberanian untuk tetap percaya pada kuasa Tuhan Yesus, sekalipun yang terjadi berbeda dari harapan, akan menolong kita untuk tetap memiliki kekuatan dan pengharapan hidup.
Comments