Matius pasal 24 dan 25 memuat tentang perumpamaan-perumpamaan yang menggambarkan ‘tertundanya kedatangan Dia yang akan datang”, yaitu ‘tuan’ (Mat. 24:49) atau ‘mempelai laki-laki’ (Mat. 25:5). Menyertai tema ini disampaikan bahwa tidak ada seorang pun tahu kapan tuan atau mempelai itu akan datang. Oleh karena itu, perumpamaan ini dalam kedua pasal itu menyerukan nasihat untuk berjaga-jaga dengan setia. Dalam perumpamaan di dalam Matius 25:1-13, digambarkan sepuluh perempuan yang sedang menantikan kedatangan mempelai. Lima adalah gadis-gadis bijaksana, dan lima lainnya adalah gadis-gadis yang bodoh.
Gadis yang bijaksana adalah para gadis yang senantiasa berjaga-jaga menantikan kedatangan sang mempelai. Berjaga-jaga digambarkan bukan sebagai tindakan yang diam dan pasif. Bijaksana digambarkan sebagai sebuah sikap yang aktif, penuh perhitungan, fokus pada apa yang sedang dikerjakan, dan apa yang menjadi tujuan. Oleh karena kebijaksanaan yang demikian, para gadis bijaksana diperkenankan masuk bersama sang mempelai. Apa yang dilakukan para gadis bijaksana ini bertolak belakang dengan lima gadis bodoh, yang tidak memperhitungkan masa depan, tidak fokus pada apa yang dikerjakan, dan tujuannya, sehingga mereka tidak memperoleh bagian kebahagiaan bersama sang mempelai. Perikop bacaan kita ditutup dengan nasihat, “karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya” (ayat 13).
Hidup yang kita jalani dapat kita umpamakan seperti sepuluh gadis yang sedang menantikan sang mempelai. Kita diundang untuk memilih sikap hidup bijaksana; berjaga-jaga dengan setia. Hidup dengan tetap memelihara iman, bertanggung jawab dan fokus pada tugas kita, dan tidak mudah tergoda untuk memuaskan hasrat duniawi kita.
Comments