DR. George Washington Carver adalah seorang ilmuwan yang terkenal. Ia membuat penelitian dalam bidang pertanian dan teknologi pangan dan menghasilkan banyak sekali manfaat dari kacang. Dari kacang, ia telah mengembangkan tidak kurang dari 200 produk yang berguna. Di balik kesuksesannya itu ternyata ada pengalaman rohani yang ia pernah ia berikan sebagai suatu kesaksian dalam sebuah percakapan.
Dr. Carver muda suatu saat punya ambisi yang sangat besar untuk menyelidiki dan mengetahui banyak hal. Dalam ambisi itu ia bertanya kepada Tuhan : “Tuhan, apa sih maksud Tuhan menciptakan alam semesta?” Dan rasanya Tuhan menjawabnya dengan jawaban yang semula agak membuatnya tidak puas : “ Ah, George, terlalu besar bagimu untuk meneliti seluruh alam raya ini untuk kau pahami. Serahkan saja kepada-Ku untuk mengurusnya”.
Semula ia kecewa dengan jawaban itu, namun ambisinya untuk meneliti hal-hal yang besar banyak menemui kegagalan. Lama kemudian ia baru bisa menerima jawaban itu dengan rendah hati. Lalu ia bertanya kembali kepada Tuhan: ”Tuhan, bila alam raya ini terlalu besar untuk saya pahami, bagaimana kalau tentang kacang?’ Dan Tuhan-pun menjawab: “Nah, kini kau telah mendapatkan sesuatu yang sesuai dengan ukuranmu. Aku akan membantumu”. Mulai saat itu dengan rendah hati tetapi tekun ia menggeluti dunia perkacangan. Memang tampak amat sederhana dan “kecil”.
Dr. Carver makin memahami jawaban Tuhan, dan iapun mencoba memfokuskan perhatian dan penelitiannya pada kacang. Ia serahkan ambisi untuk mengetahui rahasia apa tujuan Tuhan menciptakan alam raya ini kepada Tuhan, dan menemukan kehebatan kacang yang kecil itu. Dari hasil penelitiannya tidak kurang dari 200 jenis produk yang berguna dari kacang yang kecil itu ia hasilkan, dan tak sekalipun ia kemudian merasa kecewa seolah-olah Allah menyembunyikan maksudnya meciptakan alam semesta, atau menganggap penelitiannya tentang kacang terlalu kecil bagi dia. Namun, hampir tidak dapat ditemukan seorang yang lebih besar dan lebih ahli dari dia tentang ilmu perkacangan. Yang kecil dan sederhana ternyata menjadi luar biasa ketika dengan penuh rasa syukur dan rendah hati ia tekuni.
Janganlah kita memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kita pikirkan, tetapi hendaklah kita berpikir begitu rupa, sehingga kita menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kita masing-masing. Barang siapa setia dalam perkara-perkara kecil, kepadanya akan diberikan tanggung jawab tentang perkara yang lebih besar.
Comments