DAN BILA ANAK-ANAKMU BERTANYA : “APA ARTINYA IBADAH INI ?”......
Dalam liturgi Paskah umat Israel, sesudah bapa rumah tangga membuka perayaan Paskah dengan mengucapkan kata-kata tahbisan atas hari raya itu, atas cawan minuman dan meminum cawan pertama, maka disajikanlah cawan kedua dan makanan. Namun sebelum cawan kedua diminum, maka anak laki-laki (atau anak sulung) dari keluarga atau yang ditempatkan sebagai anak sulungpun bertanya : “Bapa, apa artinya semua ibadah seperti ini?”.
Maka sang bapa pun menjelaskan : “Anakku, inilah ibadah Paskah, Itulah korban Paskah bagi Tuhan, yang melewati rumah-rumah orang Israel di Mesir, ketika Ia menulahi orang Mesir, tetapi menyelamatkan rumah-rumah kita”. Mencermati penyelenggaraan acara acara Paskah dalam umat dan keluarga Israel, sungguh sangat menimbulkan penghayatan dan pengajaran tentang makna dari peristiwa Paskah itu. Dari keluarga ke keluarga, dari generasi ke generasi, Paskah dan maknanya terus menerus dihayati, diajarkan dan diwariskan. Sekarang ini tidak ada lagi “anak yang bertanya kepada bapaknya” dan tidak ada “bapak yang menjelaskan kepada anaknya”.
Sementara itu, menyimak dan mengikuti rangkaian peringatan, perayaan dan penghayatan Paskah di gereja-gereja Protestan sering tidak terlalu ada banyak acara. Hanya ada kebaktian, perjamuan kudus, atau kadang-kadang ditambah aksi sosial, atau beberapa acara khusus. Itupun sering masih dalam mencoba mencari bentuk yang pas. Acara yang mungkin “tetap” adalah “mencari telur Paskah” bagi anak-anak. Atau masih berdebat mengenai istilah: paskah atau paska. Bagaimana kalau paska paskah? Susah deh.
Paskah Kristen berpusat pada kebangkitan Kristus, yang adalah puncak dari karya penyelamatan yang dikerjakan Kristus. Bagi iman Kristen, hal itu amat vital dan mendasar. Tanpa itu, tidak ada keselamatan. Tak ada iman Kristen. Sedemikian pentingnya, Paulus bahkan mengatakan : tanpa kebangkitan, iman Kristen runtuh dan tidak ada apa-apanya. Jadi, apabila pemahaman dan penghayatan akan Paskah kurang berkembang dan tidak mendalam, maka mudah diduga bagaimana “nasib” dari iman Kristen.
Bila Paskah yang begitu vital dan mendasar ternyata kurang dihayati dan kurang dipahami, maka bisa jadi iman Kristen juga kurang berkembang dan hidup. Bisa jadi tak cukup ada dampak yang signifikan (tanda-tanda yang kuat dan nyata) dari kebangkitan Kristus itu dalam hidup sehari hari. Dengan ungkapan yang “keras” mungkin dapat dikatakan bahwa kita masih tetap tinggal dalam kematian dan belum merasakan kebangkitan.
Comments