Dokumen Keesaan: Pemahaman Bersama Iman Kristen (PBIK) & PPA GKJ (5)
Pemahaman mengenai siapa manusia dalam sudut pandang iman Kristen menjadi sebuah penjelasan yang juga direngkuh dalam PBIK terkhusus Bab 3. Manusia dipahami sebagai ciptaan Allah yang diciptakan menurut gambar/citra-Nya (Kej. 1 26-27). Manusia diciptakan sebagai laki-laki dan perempuan dengan martabat yang sama (Kej. 1:27), dan dikaruniai tugas mandat untuk beranak cucu dan memenuhi bumi serta untuk menguasai, mengusahakan, dan memelihara seluruh ciptaan Allah (Kej. 1:26-28; 2:15). Untuk dapat melaksanakan tugas dan mandat itu, Allah memperlengkapi manusia dengan akal budi dan hikmat serta memahkotainya dengan kemuliaan, hormat, dan kuasa (Mzm. 8:6-7). anusia diciptakan dalam kesatuan tubuh, jiwa dan roh, sehingga Ia dipanggil untuk memelihara kehidupan secara utuh jasmani dan rohani dalam rangka pemenuhan tanggung jawabnya kepada Allah (Kej. 2:7; 1 Kor. 3:16; 6:17-20; 1 Tes. 5:23; Yak. 2:26). Manusia diciptakan dalam kebebasan, dan dalam kebebasannya itu ia bertanggung jawab kepada Allah (Kej. 2:16-17). Ia juga diciptakan sebagai makhluk yang hidup dalam persekutuan dan wajib mengatur kehidupan bersamanya dalam keluarga dan masyarakat, yang dapat membawa kebaikan bagi semua orang (Kej. 2:18). Dengan demikian, manusia mempunyai martabat kemanusiaan, yaitu hak-hak dan kewajiban-kewajiban asasi yang tidak boleh diambil oleh siapa pun dan oleh kuasa apa pun.
Di sisi lainnya manusia telah menyalahgunakan kebebasannya dengan menolak untuk menerima kedudukannya sebagai ciptaan dan ingin menjadi seperti dengan Allah (Kej. 3:5-6, 22). Inilah awal dari dosa yang menghancurkan umat manusia. Manusia menjadi hamba dosa dan sebagai upahnya ia menerima maut dan kebinasaan. Ia tidak dapat melepaskan dirinya dari perbudakan dosa dan kebinasaan karena perbuatannya sendiri. Namun Allah tetap mengasihi manusia yang telah Ia ciptakan menurut gambar-Nya. Ia tidak menghendaki kebinasaan manusia, melainkan keselamatannya (Yoh. 3:16; bnd. Kej. 6:8). Oleh karena itu Allah se- nantiasa memelihara manusia dari sejak semula, juga ketika manusia telah jatuh ke dalam dosa dan memberontak terhadap-Nya (Kej. 3:21; 4:15; 6:8, 13 dst.; Mat. 20:1-16). Kasih Allah yang agung yang menyelamatkan manusia dari kuasa dosa dan kebinasaan dan pe- mulihannya ke dalam hubungan yang benar dengan Allah, menjadi nyata dengan sempurna dalam Yesus Kristus (Yoh. 3:16; Rm. 3:22-26; 5:15, 17, 21).
Dari penjelasan diatas kita dapat melihat sebuah warna teologi reformasi yang amat kuat. Pernyataan diatas senada dengan PPA GKJ yang juga berada dalam tradisi yang kurang lebih serupa. Menjelaskan mengenai manusia ini menjadi jalan masuk untuk berbicara mengenai penyelamatan manusia oleh Kristus dalam bab 4 yang akan kita bahas pada minggu yang akan datang.
Comments