top of page

Dokumen Keesaan: Pemahaman Bersama Iman Kristen (PBIK) & PPA GKJ (6)


Pemahaman tentang siapa manusia menuntun untuk membicarakan mengenai penyelamatan Allah atas manusia karena sesungguhnya manusia telah jatuh di dalam dosa. Meskipun demikian Allah tetap mengasihi manusia, walaupun manusia telah jatuh ke dalam dosa, dan bumi menjadi rusak dan penuh kekerasan. Untuk dunia yang demikian Allah mengaruniakan Anak-Nya yang Tunggal, Yesus Kristus, dan di dalam Dia Allah menyediakan keselamatan bagi orang yang percaya (Yoh. 3:16; Kis. 16:31). Hanya pada-Nya manusia akan beroleh keselamatan yang kekal (Kis. 4:12; Yoh. 14:6), yang dicari-cari oleh umat manusia di sepanjang zaman dan dengan pelbagai cara. Keselamatan itu telah mencapai manusia karena Yesus Kristus ”yang walaupun dalam rupa Allah tidak menganggap kesetaraan-Nya dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan mengosongkan diri-Nya sendiri, dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” (Flp. 2:6-8), dan ”Allah telah membangkitkan-Nya dari antara orang mati sebagai buah sulung bagi segenap orang percaya” (Kor. 15:20-23).


Di dalam Kristus Allah mulai mewujudkan rencana penyelamatan-Nya (Ef. 1:9-10) yang akan digenapkan-Nya pada kedatangan Yesus kembali (1 Kor. 15:22-25; Ibr. 9:28). Dalam menyongsong pengge- napan rencana penyelamatan Allah itu, menuju kegenapan janji Allah akan langit baru dan bumi baru di dalam Kerajaan-Nya (Why. 21:5), orang-orang percaya sebagai manusia baru dipanggil untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik sebagai ungkapan syukur atas keselamatan yang dianugerahkan Kristus (2 Ptr. 3:14; Kol. 1:17; 3:15- 17), dengan memberitakan keselamatan yang disediakan Allah kepada segala makhluk (Mrk. 16:15) yang mencakup seluruh segi kehidupan manusia di atas muka bumi ini (Luk. 4:18-19).


Konsekuensinya ialah umat percaya didorong untuk bekerja sama dengan segala orang dari berbagai golongan serta lapisa masyarat. Selain itu PBIK memahami bahwa dalam rangka pengenapan rencana penyelamatan Allah, Allah menetapkan pemerintah sebagai hamba-Nya untuk kebaikan semua orang. Dalam koridor itulah gereja harus melaksanakan panggilan kenabiannya dengan mendoakan dan membantu pemerintah agar tidak menyalahgunakan kuasa yang diberikan Allah kepadanya. Artinya ada ruang bagi gereja untuk bersikap kritis apabila terjadi penyalahgunaan kekuasaan oleh pemerinta dan menuntu sesuatu yang hanya dapat diberikan kepada Allah. Pada titik inilah dapat dipahami kepentingan sebagai lembaga oikume dalam dokumen yang tercantum karena PGI butuh sebuah standpoint untuk berelasi dengan pemerintah.

Comments


Kategori
Recent Posts
Archive
bottom of page