Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
(Efesus 4:32)
Jemaat Efesus adalah jemaat kecil yang baru bertumbuh. Sebagai jemaat baru, mereka menghadapi tantangan dalam pergaulan dengan masyarakat, berupa tekanan-tekanan sosial. Namun, Paulus menuliskan surat, agar kendati mengalami pergumulan hidup sedemikian rupa, mereka tetap ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni.
Keramahan mereka bukan sekedar tanggung jawab sosial, namun keramahan yang bersifat Ilahi sebab Allah di dalam Kristus telah memberikan keteladanan itu. Sungguh jauh berbeda jika kita melakukan keramahan dengan penghayatan yang mendalam seperti itu, dengan ramah sebagai kewajiban sosial saja.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ramah berarti baik hati dan menarik budi bahasanya; manis tutur kata dan sikapnya; suka bergaul dan menyenangkan dalam pergaulan. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita pun diminta untuk hidup dengan ramah satu sama lain. Ramah pada saat kita berjumpa dengan orang lain, juga ramah ketika kita berkomunukasi melalu media elektronik seperti komunikasi WA, zoom, google meet, atau media yang lain. Mari kita ramah satu sama lain.
Comments