Dan kata-Nya: "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"
Markus 4:9
Di era teknologi informasi masa kini, telinga kita dijejali dengan berbagai informasi baik lewat media massa maupun media sosial. Kita sulit membedakan info yang benar atau yang hoaks. Yang menyimak dengan saksama dan menggunakan akal sehat tentu bisa memilah dan menilai kebenaran info itu. Artinya memakai telinganya dengan benar.
Kutipan ayat di atas diambil dari perikop Perumpamaan tentang seorang penabur (Markus 4: 1-20). Yesus memulai ajaranNya dengan kata 'Dengarlah!" (3) Dan kata dasar "dengar" dalam perikop ini diucapkan Yesus 8 kali. Menjadi pendengar yang baik, yaitu menyimak dengan saksama, memberi perhatian atau dengar-dengaran sesungguhnya tidaklah sulit. Mendengar itu menangkap, merenungkan dan memahami yang didengar. Telinga untuk mendengar hendaklah mendengar. Fungsi telinga itu memang untuk mendengar.
Ada 4 macam pendengar: hanya mendengar (masuk dari telinga kiri keluar dari telinga kanan); mendengar dan menyambut gembira namun tidak berakar; mendengar tetapi terhimpit kekuatiran duniawi dan; mendengar dan menyambut lalu berbuah. Mendengar firman dengan hati terbuka akan menjadikan benih (firman) itu berakar, bertumbuh dan berbuah. Kita diajarkan untuk menjadi pendengar yang saksama secara terbuka dan rela. Mari menjadi pendengar Firman yang baik agar dapat memberi buah sesuai dengan usaha maksimal kita.
Commentaires