Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?"
Yohanes 6:60
Yesus mengajar dengan berbagai 'gaya'. IA memberi perumpamaan, mengecam, menghardik, berkata lembut, menghibur, dan menguatkan, sedangkan para pendengar dan pengikut-Nya mempunyai karakter berbeda-beda. Di antara mereka ada yang tahan mendengar, ada yang menutup telinga terhadap perkataan yang keras, ada yang menolak dan ingin membunuh Yesus, ada yang menguji Yesus, ada yang meragukan dan neninggalkan Yesus, ada yang mendengar dan mengikut karena berharap dapat roti (kebutuhan dunia). Mereka yang tidak tahan mendengar perkataan-Nya, kemudian terguncang imannya dan mengundurkan diri sebagai pengikut Yesus.
Kultur budaya Jawa yang masih melekat di GKJ membuat sebagian jemaat memiliki kecenderungan lebih suka mendengar perkataan yang lemah lembut, yang enak didengar, dan tidak suka dihardik serta dikecam. Kendati demikian, ada pula yang sabar dan tekun mendengar.
Dalam Yohanes 6:58 dituliskan, "Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya." Ayat ini mengajarkan agar kita mendengar Firman dengan saksama, melihat dengan tanggap, dan merenungkannya. Ketika Firman disampaikan, hendaklah kita imani dengan tidak menggugat si pembawa Firman dengan berkata, "Dia kan saya kenal, anak si anu yang tukang kayu satu kampung dengan saya." Mari kita menjadi murid Yesus yang bertahan sampai akhir, yang mengikut Yesus, dan memikul salib kita.
Comments