Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.
(Yohanes 15:2-3)
Manusia diberikan amanat oleh Allah agar kehidupan yang dianugerahkan kepadanya selalu menghasilkan buah. Buah itu adalah kebajikan sebagai sebuah bentuk ketertundukan kepada Allah. Semuanya itu dihasilkan bukan karena kemampuan diri sendiri melainkan bersumber dari kemelekatan dengan Kristus. Itulah sebabnya Kristus mengibaratkan diri-Nya laksana pokok anggur dan kitalah ranting-ranting yang wajib menghasilkan buah.
Manusia hanya disediakan dua pilihan yakni berbuah atau tidak. Barangsiapa tidak berbuah konsekuensinya begitu tegas dan jelas yakni ranting itu akan dipotong oleh Sang Bapa yang dalam bacaan kita hari ini digambarkan sebagai pengusaha kebun anggur. Artinya kesempatan kita untuk menghasilkan buah memang sangat terbatas seturut dengan kesempatan hidup kita selama di dunia.
Kadangkala memang kita perlu diingatkan dengan tegas akan kenyataan bahwa mengikut Tuhan adalah soal kesediaan untuk tunduk pada-Nya dan menghasilkan buah senantiasa. Marilah menghasilkan buah dalam hidup ini yang nampak melalui relasi kita dengan Tuhan dan sesama. Memang terkadang sulit oleh karenanya kita diundang untuk selalu melekat kepada-Nya.
Commenti